Christmas Celebration Crown of Glory 2013

1 Petrus 1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmatNya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan

happy "gowasa" family

Efesus 3:16 Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu

Beloved Family - Wisuda 2013

1 Yohanes 2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu

Wisuda UIB Tahun 2013

Matius 19:30 Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu

Mom, dad, and me

1 Petrus 1:3 Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk diatasnya. Dari hadapanNya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya

Saturday, September 24, 2011

Serangan Cokelat

Bertahun-tahun lalu aku pergi ke San Fransisco bersama suamiku, tempat kami diundang ke pesta koktail oleh satu pasangan yang tinggal di sebuah apartemen dengan tiga dinding jendela menghadap ke arah kota dan teluk. Apartemen itu cantik, tuan rumahnya ramah dan baik, tapi satu-satunya hal yang terus melekat dalam benakku selama bertahun-tahun ini adalah komentar si perempuan bahwa dia membiarkan dirinya sendiri menikmati satu Herseys's Kiss setiap hari.

Aku sendiri secara agak rutin mengalami desakan akan cokelat dan belum pernah mendapati bahwa satu Hersey's Kiss, tak peduli betapapun lezatnya, akan memuaskan kebutuhan itu.Berminggu-minggu kemudian aku berada di supermarket dan nafsu akan cokelat menjadi begitu kuat. Aku berusaha mengalihkan pikiranku sendiri memunguti sekantong ceri dan sewadah blueberry, yang keduanya amat kusuku. Aku juga mengambil kembal kol, beberapa cabai, pisang, dan bawang ungu. Aku yakin makanan bagus untukmu ini akan mehilangkan nafsuku itu.

Permen cokelat ada di lorong yang sama dengan pasta, jadi kalau membutuhkan pasta, aku harus melintasi lorong ini. Aku merasa cukup percaya diri untuk masuk di ujung lorong permen itu, merasakan desakanku untuk cokelat telah menurun. Kebetulan sekali, sedang ada obral Hersey's Kiss kantong besar, tertera dalam tulisan hitam tebal. Aku berhenti dan mengambil satu kantong. Benda itu membuat dirinya sendiri berada di sekeliling tanganku seolah-olah memintaku mengajaknya pulang. Aku meletakkannya dan benda itu bersera kepadaku, "Kau bisa memakan satu saja."

Satu itu melirik ke semua buah dan sayuran, kemudian dengan acuh tak acuh meletakkan satu kantong Kiss ke dalamnya bersama belanjaanku. Aku melanjutkan berbelanja, mendapatkan apa yang kami butuhkan. Ada daging, keju, susu, daging gulung, dan berbagai barang dari kertas. Aku bisa mengambil atau meninggalkan mana saja diantaranya, tapi ketika masing-masing barang ditambahkan ke dalam kereta, aku berpikir tentang mengembalikan Hersey's Kisses ke dalam raknya.

Aku memikirkan perempuan di San Fransisco itu dan berkata kepada diri sendiri, Kalau dia bisa melakukannya, aku juga bisa, dan meletakkan permen cokelat itu di konter bersama bahan makanan lainnya. Aku pulang dan membongkar barang-barang dari mobil dan melanjutkannya untuk menatanya. Sebagian masuk kulkas, sebagian ke ruang penyimpanan bahan makanan, kemudian Kisses cokelat itu ada di tanganku. Di mana aku bisa meletakkannya? Well, tolol, kataku kepada diri sendiri, letakkan saja di ruang penyimpanan bahan makanan dengan semua yang lain. Kau hanya akan makan satu, demi kebaikan. Jadi pergilah cokelat itu ke sana.

Saat itu lewat tengah hari dan aku merasa lapar. Aku membanggakan diri hanya karena hanya makan siang ringan. Aku bahkan menyombongkannya. Ketika suamiku pulang, dia menyombongkan tentang makan siangnya yang ringan. Kami saling menyombongkan diri. Di hari itu aku makan keju cottage rendah lemak dengan melon honeydew segar dan air seltzer berasa ceri. Aku menghabiskannya, merasa kuat, dan memutuskan membuka Kisses dan makan hanya satu.

Aku mengeluarkan kemasan itu dari lemari, mengambil gunting, dan memotong sudutnya. Dua Kisses perak keluar dari kantong. Aku meletakkan kantong dan memungut cokelat itu. Well, dua tidak akan melukai, pikirku. Lagipula makan siangku tadi hanya ringan. Aku membuka pembungkus perak itu, melihatnya jatuh ke meja bersama secuil kertas dengan tulisan "Kisses" tercetak di atasnya. Aku meletakkan cokelat itu ke dalam mulutku dan merasakannya hangat serta melelh saat aku menggersernya ke satu sisi untuk mengunyahnya. Cokelat itu kedua masuk dengan sama mudahnya. Kantong itu masih ada di meja, jadi aku pun memutuskan makan beberapa lagi sambil membaca koran. Lubang di kantong itu jadi sedikit lebih besar dan empat cokelat jatuh keluar. Well, aku akan mengigiti ini sambil membaca.

Ketika aku selesai membaca koran, segundukan pembungkus keperakan teronggok di sebelahku, juga semua helaian kertas kecil itu. Aku merasa takut dan malu. Aku meraup semuanya dan meremasnya menjadi satu bola kecil, kemudian membenamkannya ke tempat sampah. Aku menemukan pengikat pilin dari laci dan mengikat kantong Kisses itu. Sebelum mengembalikannya ke lemari, dengan enggan aku membaca panel kalori di samping kantong. Dalam delapan keping terkandung 210 kalori. Aku suka memandang langsung darinya. Tidak ada penunjukkan tentang ukuran penyajian atau apa pun. Kalau makan delapan Hersey's Kisses, kau mengonsumsi 210 kalori.

Aku tak yakin berapa banyak yang sudah kumakan, dan aku sudah melenyapkan pembungkusnya sehingga aku tak bisa memeriksanya, dan selain itu, aku tidak ingin tahu. Kerusakan telah terjadi. Aku membesarkan hatiku sendiri. Aku memutuskan perempuan di San Francisco itu pasti sudah membesar-besarkan, meski kelihatannya dia bukan tipe seperti itu. Aku berkata kepada diri sendiri tak setiap hari aku melampaui batas, dan bagaimanapun, aku tidak ingin perusahaan Hersey's bangkrut.

Suamiku pulang dan bercerita dia tadi makan salad tuna dengan selada, tomat, dan bawang bombai. Kukatakan kepadanya aku makan keju cottage dan buah.

Pasti ada rahasia tertentu dalam penikahan. Jangan bilang aku salah. Kami sudah menikah lebih dari tiga puluh tahun. Cokelat membuat suamiku kesal. Menurutnya cokelat itu jahat dan dia mengerutkan kening ketika aku menyarankan membeli fudge. "Bisa-bisanya kau ini?" begitu dia akan bilang, dan aku pun tak melakukannya. Lebih baik aku memanjakan diri sendirian. Kenapa harus membuat pria itu kesal?

Aku tahu tak mungkin makan satu Hersey's Kisses, dan aku masih punya tiga perempat kantong di ruang penyimpanan makanan. Aku lebih bisa tak makan sekali ketimbang makan hanya satu, jadi ku putuskan meletakkan sisa kantong dalam frezzer, dan ketika serangan cokelat lain mencengkeramku, aku akan mengambil kantong itu dari sana - dan menikmatinya!

Lynne MacKnight
Chicken Soup for The Chocolate Lover's Soul

Thursday, September 22, 2011

Welcome Semester Ganjil (V)

Minggu ini merupakan minggu pertama memasuki semester ganjil, bagiku sekarang sudah semester 5, angkatan ke-4 di kampus kesayanganku, Universitas Internasional Batam (UIB). Meski sejujurnya saya sangat kesal dengan kampus yang biayanya bahkan ternyata melebihi biaya kuliah di Telkom Bandung, tapi saya adalah mahasiswa kampus ini yang akan menjadi alumni kampus ini, ibarat anak yang harus menghargai orang tuanya, begitu pun saya tetap menghargai kampus UIB ini  http://www.emocutez.com.

Semester ini akan menjadi semester terakhir untuk bisa bersantai karena semester depan sudah memasuki semester N E R A K A --) kata di Pak Hendru C. Ya, mata kuliah untuk semester ini terasa jauh lebih berat dari semester-semester sebelumnya, namun itu semua bukan apa-apa jika dibandingkan dengan mata kuliah yang akan kami tempuh di semester depan http://www.emocutez.com (KP dan MetPen).

Jurusan Akuntansi ternyata bukan jurusan yang mudah untuk diikuti, terlebih saya yang memang dari dulu tidak berminat di Akuntansi harus memaksa diri saya untuk menyukai mata kuliah yang ada di program studi ini. Sungguh melelahkan.

Oh ya, beberapa hari ini cuaca selalu tidak bersahabat, setiap hari hujan, meski ga tentu jamnya, dan cuaca yang tidak bisa ditebak. Kadang cerah, dalam hitungan detik hujan gerimis dan hujan lebat datang begitu saja tanpa permisi. Tapi ini juga menjadikan diriku semakin bersemangat, membuktikan bahwa tanda-tanda Christmass mendekat. Sudah tidak sabar merasakan natal di Batam, karena untuk tahun ini saya tidak bisa pulang ke rumah di Palembang (cuti habis). Ingin mempersiapkan diri buat natalan di Singapore, semoga bisa. Amin.... Buat teman-teman yang saat ini sama dengan saya, yang rajin ya belajarnya, semoga semester kali ini bisa lebih berusaha lagi dan lebih baik lagi.

GAMBATE!! 
http://www.emocutez.com

Wednesday, September 21, 2011

Sekeping Uang Lima Sen dan Cake Cokelat dengan Candy-Bar Icing

Apa manfaat amunisi dalam pertempuran?
Alih-alih aku selalu membawa cokelat

Dulu aku tinggal bersama orangtuaku di pertanian yang sama dengan kakek-nenekku, tetapi di rumah terpisah. Ibu nenekku meninggal ketika aku berumur dua tahun. Grandma tidak pernah bicara tentang keluarganya, jadi aku pun berasumsi dia tak punya keluarga.

Suatu Minggu petang, setelah selesai melakukan pemerahan susu, kami tengah mengalirkan susu melewati pemisah krim besar ketika Grandma berkata, "Aku punya cake paling hebat hari ini, dark chocolate  dengan candy-bar icing."

"Apa itu candy-bar icing?" tanyaku dengan mulut mulai mengeluarkan air liur dan otak mulai membayangkan mahakarya itu. Aku mulai merencanakan cara mendapatkan sebagian darinya.

"Gertie mengunjungiku hari ini. Dia selalu membuat cake paling hebat dan dia membuat topping dari candy-bar cokelat yang luar biasa nikmatnya," sahut Grandma sembari menuangkan seember susu lagi ke dalam penyaring di atas mangkok pemisah.

Saat itu dia menyandarkan tubuh ke belakang ke tembok, aku merasa melihat air mata bermain-main di sudut matanya.

"Siapa itu Gertie?," tanyaku.

Dia bercerita kepadaku Gertie adalah satu-satunya saudaranya yang masih hidup dan terakhir kali mereka berbicara adalah di pemakaman ibu mereka lima belas tahun sebelumnya, walaupun waktu masih kecil mereka sangat dekat. Aku terkejut, tapi tahu nenekku kadang bisa amat keras kepala.

Dia mengatakan saudarinya itu telah meminta maaf kepadanya karena sudah kesal pada nenekku yang mendapatkan seluruh uang asuransi ibu mereka ketika dia meninggal. Gertie mengatakan selama bertahun-tahun itu akhirnya dia menyadari bahwa nenekku sudah mengurus mereka, memberinya makan, dan merawatnya ketika menderita penyakitnya yang terakhir. Dia mengatakan kepada nenekku bahwa sekarang dia sadar ibu mereka sungguh melarat ketika nenek-nenekku membawanya ke rumah mereka, dan bahwa Grandma berhak mendapatkan uang asuransi itu.

Grandma belum berkata sepatah kata pun, tapi dia berjalan ke kamar tidurnya dan kembali dengan satu kotak rokok dan mengulurkannya kepada saudarinya itu. Gertie membuka kotak itu, yang memuat dua benda: satu kwitansi pemakaman ibu mereka senilai $399,95 dan sekeping uang lima sen.

"Apa ini?" tanya Gertie.

"Ibu punya polis asuransi senilai $400, dengan direktur pemakaman sebagai penerima uang. Tagihan pemakamannya $399,95. Ini adalah kepingan lima sen yang diberikan direktur pemakaman kepadaku sebagai kembalian, dan aku sudah menyimpannya untukmu selama bertahun-tahun ini sehingga kau akan mendapatkan sesuatu dari ibu kita!" jawab nenekku.

Gertie tak percaya dia telah membiarkan lima belas tahun pesta ulang tahun, liburan, saat-saat berbagi dengan saudara, serta perhatian berlalu hanya karena sekeping uang lima sen.

Mulai hari itu Grandma dan saudarinya berusaha menebus waktu yang telah hilang itu dengan lebih banyak lagi membuat cake cokelat dengan candy-bar icing. Sesudah hari itu Grandma tampak jauh lebih bahagia, dan aku mendapatkan nenek-bibi yang bahkan tak kuketahui keberadaannya, juga pasokan berlimpah cake cokelat dengan candy-bar icing.

Kami semua belajar bahwa kesombongan lebih mudah tertelan dengan apa pun yang mengandung cokelat


Bill Satterlee
Chicken Soup for The Chocolate Lover's Soul