Tuesday, December 13, 2011

Kisah Kura-Kura

Sembilan dari sepuluh orang menyukai cokelat. Orang kesepuluh selalu bohong.
John Q. Tullius


Sepanjang hidup aku sudah terpesona dengan kura-kura. Kura-kura kecil seukuran kepingan perak dolar yang merayap naik turun lenganku adalan binatang piaraan pilihanku ketika aku masih kecil. Ayahku bahkan membuat Peternakan Kura-Kura Pat di kebun belakang kami, terbuat dari ban traktor tua, lengkap dengan bukit-bukit bergelombang nyata dan tempat-tempat curam untuk didaki para kura-kura dan tempat menjemur diri.

Kura-kura hidup itu dulu begitu menyenangkan, namun ketika dewasa harus kukatakan bahwa kura-kura terbaik dalam kehidupanku bukanlah mereka yang ada di Peternakan Kura-Kura atau kura-kura raksasa yang bersama mereka aku menyelami samudera. Tidak, kura-kura favoritku sekarang adalah kura-kura diperkenalkan ibuku kepadaku ketika aku masih bocah. Kura-kura yang diletakkannya jauh dari jangkauan di atas kulkas. Turtles - cokelat berbentuk kura-kura. Permen cokelat, karamel, dan pecan yang begitu lezat hingga begitu saja menjadi salah satu hal paling mendasar yang membuatku senang.

Sekali lagi, ayahkulah, sang pembangun Peternakan Kura-Kura, yang pertama kali menjadikan permen cokelat kura-kura sebagai sesuatu yang hebat. Permen ini adalah camilan manis favorit ibuku, dan biasanya pada ulang tahunnya di bulan November, Hari Valentine, Paskah, dan ulang tahun pernikahan mereka di bulan Mei, Dad akan membelikan Mom sekotak kura-kura, yang langsung disimpan Mom di atas kulkas. Kalau suasana hatinya sedang murah hati, kadang-kadang Mom akan membagi salah satu camilan turtle-nya denganku. Oh, itu benar-benar hari yang istimewa. Aku akan mengigit kecil dan membiarkan lapisan luar cokelat susu terus berada di lidahku. Kemudian, benda berkaramel, lengket, kaya akan rasa, dan luar biasa lezat itu. Akhirnya, pecan yang renyah itu. Benar-benar nikmat.

Selama bertahun-tahun aku tak mendapatkan banyak camilan permen kura-kura karena ibuku meninggal ketika aku baru berusia 34 tahun. Namun atas suatu alasan, bahkan tanpa mengetahui kegemaranku terhadap camilan lezat itu, putra sulungku, Michael, membelikanku kotak kura-kuraku sendiri pada suatu tahun untuk ulang tahunku di bulan Oktober.



Seperti ibuku, dengan penuh cinta aku menempatkan cokelat itu di atas kulkas. Mujur bagiku, saat itu sarangku kosong sehingga aku tak merasa berkewajiban berbagi harta karunku itu dengan siapa pun. Aku bahkan belajar menjatah kura-kuraku, satu saehari.

Syukurlah, aku banyak memuji kura-kura itu di depan Michael, hingga pada Natal tahun itu dia membelikanku satu kotak lagi. Dia bahkan menyiapkan satu di rumahnya untukku, kalau aku berkunjung ke Wisconsin.



Hingga saat ini aku tetap menjadi penyimpan kura-kura yang menunggu-nunggu hari libur apa pun yang akan mengingatkan Michael akan kecintaanku terhadap permen cokelat kura-kura. Aku masih menyukai kura-kura hidup pemakan kraker di Turtle Deck tak jauh dari rumahku di Florida, tapi harus kukatakan kura-kura lembut, lezat, meleleh-di-mulut yang dengannya Michael sering mengejutkanku tetap menjadi favoritku sepanjang masa.

Kehidupan ini menyenangkan jika kau dikelilingi kura-kura.

Patricia Lorenz
Chicken Soup For The Chocolate Lover's Soul

0 komentar:

Post a Comment