Wednesday, September 1, 2010

Pasangan Baru yang Aneh


Kami telah berkencan selama beberapa tahun, dan sejak awal kami tahu bahwa kami tidak bisa hidup bersama. jadwal harian dan kebiasaan mengatur rumah kami berbeda. Bukan hanya berbeda, tetapi saling tidak bisa diterima.

Kami berusaha keras tidak mempersoalkannya. Sesekali salah satu dari kami melakukan sesuatu yang tidak dapat ditoleransi oleh pihak lainnya, tidak untuk satu kali lagi, tidak untuk satu menit lagi. Di saat-saat seperti itulah kami menghargai kenyataan bahwa kami masing-masing bisa begitu saja ke luar pintu dan pulang ke rumah.

Aku membiarkan kunci menggantung di pintu. Dia tidak bisa mengerti hal itu. "Mengapa kau tidak meletakkannya di gantungan kunci?" tanyanya.

"Aku tidak tahu. Aku hanya merasa lebih baik jika kunci-kunci itu menggantung di pintu."
Dia mencuci baju setiap Minggu pukul 06.30 dan belanja makanan pada hari Jumat, setiap hari Jumat-hujan, panas, atau badai.

Aku mencuci baju ketika tidak ada lagi baju yang masih bersih, dan belanja ketika lemari makanan sudah kosong.

"Mengapa kau melakukan itu?" tanyanya.

"Karena aku selalu melakukannya seperti itu," jawabku.

Kebiasaan makan kami juga berbeda. Dia makan makanan jadi yang sudah dibekukan. Dia tidak pernah tahu apa yang akan dia makan sampai tiba di lemari makan. Di pagi hari, aku tahu apa yang akan kumakan di malam nanti. Aku memasak makanan segar. Dietku terbatas, begitu pula masakanku. Semuanya masuk ke dalam panci dan direbus. Sudah dua tahun aku tidak menyalakan oven.

Ketika makan bersama, dia sibuk menata meja, memastikan lap mulut tersedia, begitu pula semua perangkat sendok garpu serta piring terpisah untuk makanan penutup. Pada saat dia selesai menata, aku sudah selesai makan.

Ketika kami memasuki mobil, dia mengingatkan untuk mengenakan sabuk opengaman dan mengunci pintu. aku melakukannya dengan patuh. Di mobilku sendiri, aku mengemudi dengan pintu tak terkunci dan sabuk pengaman menggantung begitu saja di sisi tubuh.
Dia mendapat nilai A untuk membersihkan rumah. Setiap minggu, dia membereskan kamarnya. Dia senang membersihkan setiap minggu. Sungguh menyenangkan untuk mengetahui bahwa pada hari Kamis, mungkin bersamaan dengan badai di area tetangga, atau bencana di belahan dunia lain, dia akan membersihkan dapur. Di sisi lain, aku memilih melakukan segala sesuatu sekaligus. Dan suasana hati harus kebetulan mendukung tugas yang akan kukerjakan.

Kami sangat berbeda satu sama lain.

Kami memahami hal ini di dalam hubungan kami. Kami berdua berusia tujuh-puluhan, sudah panjang waktu yang akan kami habiskan untuk membentuk kebiasaan pribadi dan jadwal rumah tangga, dan kami masing-masing tidak berniat berubah. Dan kami juga tidak berusaha untuk saling mengubah.

Kecuali akhir-akhir ini, ketika muncul sebuah isu di antara kami dan kami masing-masing tidak bisa mundur lagi. Sekali-sekali dia bersikeras mengenakan celana merah marun dengan kaus kaki merah. Aku tidak bisa berkonsentrasi pada apapun ketika dia mengenakan kombinasi warna yang kacau ini. Aku mengatakan padanya bahwa aku sudah tidak tahan melihat kombinasi kaus kaki dengan celana pendek itu. Dia berkata, "Aku suka seperti ini."

Aku tidak suka lampu neon di dapur dinyalakan bahkan jika hari mendung. Aku lebih memilih lampu cahaya kuning yang lembut. Pada suatu hari seperti itu, dia terus menyalakan lampu. Dan aku terus memadamkannya. Dia bilang dia tidak bisa melihat. Aku bilang, "Aku suka seperti ini."

Karena kami memeliahara ikatan yang baik, karena kami berhubungan dengan cara yang khusus, dan karena persahabat sejati adalah harta yang berharga, dan karena hubungan ini layak diselamatkan, maka dia tidak lagi mengenakan celana marun dan kaus kaki merah, dan aku tidak lagi menolak ketika dia menyalakan lampu neon saat hari mendung.
Bahkan pada usia kami, kami menikmati perubahan.

sumber:Chicken Soup for The Soul Love Stories

0 komentar:

Post a Comment