Friday, September 3, 2010

Saksi Saksi Yehuwa


Tuhan Yesus berfirman: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah 1:8)
Saksi-Saksi Yehuwa (SSY) dirintis Charles Taze Russell (lahir 1852) yang senang belajar Alkitab namun menolak Yesus adalah Allah, dan adanya hukuman kekal dan neraka. Terpengaruh ajaran Akhir Zaman Adventisme, pada tahun 1877 ia menulis risalah tentang kedatangan kembali Yesus yang sudah dimulai pada tahun 1874 dan setelah persiapan selama 40 tahun akan digenapi pada Akhir Zaman pada tahun 1914 disusul kedatangan kerajaan 1000 tahun. Pada tahun 1884 ia mendirikan ‘Watchtower Bible and Tract Society.’ Ia meninggal tahun 1916 dan digantikan Joseph Franklin Rutherford(1869-1942) yang memimpin secara diktator sehingga SSY terpecah, pengikut yang setia kepada Russell disebut ‘Russellit’ dan pengikut Rutherford yang pada tahun 1931 menggunakan nama ‘Jehovah’s Witnesses’ (Saksi-Saksi Yehuwa). Penggantinya adalah Nathan Homer Knorr (1942-1977),Frederick William Franz (1977-1992), dan Milton G. Henzel (1993). Pada tahun 2000 terjadi gejolak organisasi dimana Henzel dilengserkan (sebelumnya presiden diganti setelah meninggal) dan semua anggota pengurus diturunkan dari perusahaan SSY, Henzel digantikan oleh Don Alden Adams. Dibalik kampanye mengenai kesatuan organisasi banyak kelompok kecil memisahkan diri dan bersikap otonom dan tidak tunduk pada pemerintahan teokrasi kantor pusat Bethel (Brooklyn, USA).
Berkas:Watchtower headquarters.jpg
NAMA SAKSI-SAKSI YEHUWA
Semula pengikut Russel disebut ‘Bible Students‘ (Siswa-Siswa Alkitab), namun pada tahun 1931 dibawah Rutherford nama itu diganti menjadi ‘Jehovah’s Witnesses’ (‘Saksi-Saksi Yehuwa’ yang didasarkan ayat Yes.43:10).
Catatan: Perlu disadari bahwa ayat Yesaya dari konteksnya tertuju bani Israel keturunan Yakub dimana mereka disebut Saksi-Saksi, dan dalam Perjanjian Baru umat Kristen adalah ‘Saksi-Saksi Kristus’ (Kis.1:8) dan disebut ‘Kristen’ (Kis.11:26).
KITAB SUCI TERJEMAHAN DUNIA BARU
SSY mengaku berpaut kepada Alkitab dan mengikuti apa yang ditulis dalam Taurat, Zabur, dan Injil. Semula Russell dan Rutherford masih menggunakan Alkitab kristen KJV tetapi kemudian menolak ajaran ‘Yesus adalah Allah dan juga hukuman kekal & neraka,’ dan membuat pengajaran sendiri yang ditulis dalam 7 buku Russel: ‘Studies in the Scripture’ dan majalah ‘Watchtower’ (Menara Pengawal). Karena Alkitab Kristen dianggap salah dan sudah diubah oleh tradisi gereja, SSY menggunakan terjemahan kata-per-kata Holmer Linear Bible yang memuat catatan pinggir yang merupakan penjelasan dari publikasi Watchtower dari tahun 1985–1901, dan pada tahun 1902 digunakan terjemahan kata-per-kata Emphatic Diaglott  karya Benyamin Wilson (Unitarian Christadelphian). Dibawah Nathan Homer Knorr diterbitkan ‘New World Translation of the Holy Scripture’ (disingkat NW, 1961, terjemahan Indonesia ‘Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru,’ 1999).
Catatan: NW tidak dapat disebut sebagai terjemahan karena tidak diterjemahkan dari naskah asli bahasa Ibrani dan Yunani melainkan hasil olahan dari terjemahan kata-per-kataHolmar Linear Bible dan Emphatic Diaglot dengan memasukkan pengajaran Watchtower ke dalamnya, jadi berbentuk buku penafsiran (paraphrase), dengan tambahan 125.000 catatan pinggir, 11.400 catatan kaki, dan konkordansi. Terjemahan ke bahasa-bahasa lain hanya boleh diterjemahkan dari NW (bhs. Inggeris) oleh mereka yang diangkat oleh kantor pusat di Brooklyn.
MENOLAK TRITUNGGAL
SSY menolak Allah Tritunggal yang dianggapnya sebagai ‘Tuhan berkepala tiga’ ajaran kafir Yunani yang dihasilkan konsili Nicea (325), dan menganggap Tuhan adalah Esa(echad, Ul.6:4) dan namanya adalah Jehovah (Yehuwa.)
Catatan: SSY mengabaikan fakta bahwa ajaran Tritunggal sudah terkandung dalam Alkitab PL dan PB sejak abad pertama, namun pada abad IV ada penatua bernama Ariusyang terpengaruh Neo-Platonisme (filsafat yunani) mengenai penciptaan yang makin kebawah makin rendah, dan menyimpulkan Yesus adalah ciptaan lebih rendah dari Bapa, dan roh kudus lebih rendah lagi dan hanya tenaga aktif yang bukan pribadi. Arianisme ditolak Konsili Nicea secara mayoritas dan kemudian meredup. Pada abad XIX Arianisme mengalami kebangunan kembali dalam bentuk Unitarianisme yang diikuti Christadelphian dan kemudian Jehovah’s Witnesses (SSY). Belakangan ini di Indonesia berkembangKristen Tauhid yang aktif menyebarkan ajaran unitarian universalis melalui buku-buku dan ceramah (a.l. bestseller karya Frans Donald, Allah dalam Alkitab & Al Quran, Borobudur, 2005). Kristen Tauhid menggunakan penafsiran SSY atas Alkitab dalam buku-buku mereka.
KRISTOLOGI
SSY menyebut Yesus bukan Allah melainkan ciptaan pertama (Ams.8:22; Why.3:14; Kol.1:16) yang lebih rendah dari Allah (Yoh.14:28), dan hanya ‘suatu allah’ (a god, Yoh.1:1). Ia diangkat Yehuwa sebagai rekan penciptaan, dan hidup dibumi sebagai manusia sempurna dan mati menggantikan dosa Adam menjadi teladan penebusan. Yesus dianggap lebih rendah dari malaekat (Ibr.2:9) dan adalah titisan malaekat Mikhail. Dalam Ams.8:22, ‘hikmat’ yang diciptakan pertama dianggap tertuju pada Yesus. Yesus dipercaya sudah datang kembali sebagai raja pada tahun 1914 untuk mempersiapkan perang Harmageddon dan mulai memerintah di bumi selama 1000 tahun, pada perang Harmageddon, pemerintahan dunia dan susunan kristen akan dimusnahkan.
Catatan: Perlu diketahui bahwa ‘hikmat’ dalam Ams.8:22 bergender feminim jadi tidak tepat kalau ditafsirkan sebagai Yesus yang ‘Putra’ Allah, demikian juga Why.3:14 mengenai ‘awal’ dari ciptaan Allah yang dianggap pertama, artinya ‘sumber’ ciptaan Allah, karena Yohanes biasa menggunakan istilah ‘arche’ yang diartikan sebagai ‘sumber pada mulanya sebelum ada ciptaan’ (Kej.1:1 LXX dan Yoh.1:1 menggunakan kata ‘arche’) dan dalam kitab Wahyu Bapa dan Anak sama disebut ‘alpha/arche’ dan ‘omega/telos.’ Ada manipulasi ayat dalam Yoh.1:1 dimana kalau ditambahkan kata sandang ‘ho/ton’ dianggap berarti ‘theos’ (tanpa suatu) sedangkan kalau tanpa kata sandang ‘ho/ton’ berarti ‘suatu (theos),’ padahal pada ayat 6,12,13,18 juga tidak ada kata sandang yang tertuju Bapa tetapi tidak ditambahkan ‘suatu (theos)’ dalam terjemahan NW, dan Kol.1:16 dimana ditambahkan kata ‘other’ (NW/lain) yang memberi kesan Yesus adalah ciptaan juga disamping yang lain padahal naskah aslinya tidak ada kata ‘lain.’ Yoh.14:28 menunjuk pada pengakuan Yesus ketika Ia menjadi manusia diturunkan menjadi lebih rendah dari malaekat untuk seketika lamanya (Ibr.2:9, band.Flp.2:5-8). Ibr.2:9 oleh SSY untuk merendahkan Yesus ditafsirkan tanpa kata ‘untuk waktu yang singkat’ (yun: brachu) sehingga ada kesan Yesus selamanya lebih rendah dari malaekat, tapi ini berkontradiksi dengan ajaran dimana Yesus disebut titisan Mikhael, penghulu malaekat. Flp.2:5-8 juga diterjemahkan ‘tidak pernah mempertimbangkan untuk merebut kedudukan, yaitu agar ia setara dengan Allah.’ Padahal terjemahan yang benar justru mengatakan bahwa ‘tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan’ yang berarti ‘Allah yang merendahkan diri sebagai manusia dan taat sampai mati’ (demi misi penebusan manusia). Dari sini kita perlu sadar bahwa berdiskusi menggunakan NW mengarah pada ajaran SSY tetapi Alkitab Kristen yang diterjemahkan dari naskah asli menyebut bahwa setelah kebangkitannya Yesus sudah menyatakan dirinya dalam kemuliaan yang sama dengan Bapa. Yesus dengan tegas mengatakan bahwa ‘Aku telah ada’ (Yoh.8:58, ‘ego eimi’ yang dalam Septuaginta disebutkan oleh YHWH sendiri, Kel.3:14), Yesus menyebut diri-Nya Tuhan’ (Yoh.13:13-14), dan Thomas berseru ‘Ya Tuhanku dan Allahku’ (Yoh.20:28), dll.

MENGENAI ROH KUDUS
SSY menyebut Roh Kudus hanya ‘tenaga aktif Allah’ dan Kej.1:2 dimana aslinya ditulis ‘ruach elohim’ tapi diterjemahkan ‘tenaga aktif Allah’ dengan alasan bahwa ‘ruach’ itu adalah tenaga atau nafas Allah. Pengaruh neo-Platonis jelas disini dimana Yesus dianggap lebih rendah dari Allah dan roh kudus lebih rendah lagi dari Yesus dan hanya ‘tenaga aktif Allah dan bukan pribadi.’ Dalam rumus baptisan ‘Roh Kudus’ (huruf pertama kata capital) dalam NW diterjemahkan ‘roh kudus’ (semua huruf kecil) yang maksudnya roh yang menggerakkan organisasi teokratis SSY.
Catatan: Ruach (Yunani: pneuma) bisa berarti angin atau nafas, namun ruach (pneuma)  juga berarti ‘pribadi roh rational’ di banyak bagian Alkitab. Strong Concordancemenyebut ‘ruach’ sebagai ‘angin, nafas, tapi juga ‘roh pribadi rasional.’ ‘Pneuma’ juga disebut sebagai ‘angin, nafas’ tapi juga ‘roh pribadi manusia rasional atau ‘mahluk roh rasional seperti malaekat, setan dan Roh Allah, Roh Kristus, dan Roh Kudus.’ Yoh.4:24 menyebut ‘Allah itu Roh’ (pneuma ho theos), disini ‘pneuma’ menunjuk pada ‘pribadi Roh’ (band. Ayb.33:4). Benar bahwa dalam Alkitab ‘hikmat, dosa, dan kematian’ kadang dipersonifinkasikan, tapi itu tidak berarti bahwa semua yang mengenai Roh Kudus dipersonifikasikan sama seperti itu, sebab Roh Kudus dapat dijadikan sedih atau duka (Yes.63:10; Ef.4:30), dihujat atau dihina (Mat.12:31; Ibr.10:29), dibohongi (Kis.5:3), dan dicobai & diuji (Kis.5:9). Tidak ada tenaga tak berpribadi menunjukkan kesedihan atau cinta-kasih demikian kecuali pribadi, ciri-ciri pribadi demikian tidak dimiliki oleh hikmat, dosa, dan kematian. Di seluruh Alkitab kita melihat Roh Kudus sebagai pribadi, melakukan hal-hal yang hanya bisa dilakukan pribadi. Ia memiliki pikiran, itelegensia, pengetahuan (Rm.8:27; 1Kor.2:11), kemauan (1Kor.12:1), menunjukkan cinta dan kasih-sayang (Rm.15:30), berbicara kepada Filipus (Kis.8:29), menyuruh Petrus (Kis.11:12), menyuruh jemaat mengkhususkan Paulus dan Barnabas untuk tugas pelayanan (Kis.13:2,4). Pada suatu kesempatan Ia melarang Paulus berbicara di propinsi Asia (Kis.16:6-7), berbicara kepada sidang jemaat (Why.2:7,11,17,29), dan bergabung dengan gereja mengundang yang lain untuk datang (Why.22:7). Roh Kudus memiliki kepribadian yang jelas, dan berkuasa mengurapi dan memberi kuasa kepada Para murid. Dalam Kis.1:8 dibedakan antara ‘kuasa’ dan ‘Roh Kudus,’ Roh Kuduslah yang memberi kuasa pada para murid kalau Ia sudah hadir dalam diri para murid.

PENEBUSAN DAN KESELAMATAN
Yesus tidak menebus umat manusia melainkan hanya menebus dosa Adam yang pertama, dan menjadi teladan bagi penebusan dosa manusia pada umumnya. Yesus dianggap sebagai tergantung di tiang siksaan (batang pohon lurus). Keselamatan diperoleh melalui ‘kesetiaan kepada Yehuwa dan menjadi saksi-saksi Yehuwa yang mentaati hukum-hukumnya, dan memberitakan kerajaan Yehuwa,’
Catatan: Sejak awal salib kristen disebut berbentuk silang (cross = silang). Alkitab menyebut di kayu salib ada tulisan yang diletakkan diatas kepala Yesus (Mat.27:37), kalau Yesus digantung di tiang siksaan dengan tangan dipaku diatas kepalanya tentulah disebut ‘diatas tangan’ Yesus. Bagi SSY, pencurahan darah Yesus tidak ada artinya untuk penebusan umat manusia, umat manusia bisa mencapai keselamatan dengan menjadi SSY yang rajin mengabarkan kerajaan teokratis, dan memberitakan kerajaan Yehuwa,’ jadi sifatnya usaha baik manusia,’ tidak ada Anugerah Allah melalui darah Kristus. Yesus yang ‘bangkit dari kubur dalam keadaan daging’ ditolak dan dianggap Yesus mati dan dikubur, dan Ia hanya bangkit dalam roh dan tubuh jasadnya dimusnahkan Allah. Karena itu SSY tidak merayakan ‘Paskah Kebangkitan,’ melainkan hanya melakukan Perjamuan Malam setahun sekali, dan hanya umat SSY yang termasuk 144.000 orang pilihan yang masuk sorga dan memerintah bersama Kristus saja yang boleh ‘makan dan minum dalam perjamuan malam’ yang jumlahnya saat ini tinggal sedikit sekali yang masih hidup.

KEMATIAN MANUSIA
Bagi SSY, ‘manusia tidak memiliki jiwa yang kekal, orang mati hanya tidur rohani dan sama sekali tidak sadar akan apa pun (Pkh.9:5), dan baru akan dibangunkan nanti pada saat hari penghakiman, dimana SSY akan hidup kekal mendiami firdaus di bumi dan non-SSY akan dimusnahkan. SSY tidak mengakui adanya ‘Neraka’ (Yer.7:31) dan hukuman kekal.
Catatan: Mat.10:28  menyebut jiwa bersifat kekal dibandingkan tubuh yang fana, dan neraka adalah realita yang disebutkan oleh Yesus dimana Ia berbicara mengenai ‘api yang tak terpadamkan dimana ada ratapan dan kertak gigi’ (Mat.8:12;25:30) dan ‘Orang kaya sudah merasakan panasnya nyala api ketika ia mati’ (Luk.16:25). Neraka adalah tempat hukuman terakhir berupa lautan api yang tidak terpadamkan (Why.20:14).

AKHIR ZAMAN
Akhir Zaman adalah obsesi terbesar Russell, dan jantung kepercayaan SSY. Semula Yesus dianggap datang dalam keadaan Roh tahun 1874 dan setelah 40 tahun persiapan Akhir Zaman dianggap Yesus datang sebagai raja pada tahun 1914 disusul kerajaan 1000 tahun dimana dinubuatkan pemerintahan dunia dan susunan kristen akan dimusnahkan dalam perang Harmagedon, namun karena Yesus tidak datang direvisi menjadi tahun 1915 kemudian 1918, namun pada tahun 1916 Russel meninggal dunia dalam kekecewaan dan sakit. Perhitungan didasarkan angka 7 masa (Dan.4:10-17,25) atau hukuman 7 kali lipat (Im.26:18) yang dianggap 7 X 360 hari = 2520 tahun (1 hari = 1 tahun) dimulai tahun 607/606 ketika hukuman dimulai dengan penyerbuan raja Babel Nebukadnezar ke Israel, dan angka itu menunjuk tahun 1914. Karena belum datang jugaRutherford kemudian meralatnya menjadi tahun 1925 dalam bukunya ‘Millions Now Living Will Never Die.’ Ia bahkan membangun perumahan mewah Beth Sharim (Rumah Pangeran) di San Diego untuk menantikan kebangkitan pertama Abraham, Ishak, dan Yakub. Namun Akhir Zaman tetap belum datang dan Rutherford dalam kecanduan alkohol meninggal di tahun 1942 dan dikuburkan di Beth Sharim, tempat yang kemudian dijual (1948) untuk menutup aib nubuatan itu. Knorr, penggantinya, meramalkan tahun 1975 Akhir Zaman terjadi berdasarkan perhitungan bahwa dunia diciptakan tahun 4026 SM dan setelah 6000 tahun jatuh pada tahun 1975 M, dimana akan dimulai kerajaan 1000 tahun. Dua tahun setelah menyaksikan kegagalan nubuatannya, dengan juga menanggung rasa malu Knorr meninggal pada tahun 1977. SSY kemudian mengembalikan tahun Akhir Zaman kembali ke tahun 1914 dengan pengertian baru bahwa Yesus sebenarnya sudah datang sebagai raja namun tidak kelihatan dan hanya dapat dilihat oleh ke-144.000 umat pilihan yang memerintah bersama Yesus yang sekarang tinggal sedikit sekali yang masih hidup.
Catatan: SSY menjadikan Alkitab sebagai buku ‘teka-teki angka-angka ramalan’ dimana angka-angka tertentu ditafsirkan secara alegoris dan sekaligus simbolis (a.l. 1 hari = 1 tahun & 1 tahun = 1000 tahun). Entah dapat dari mana, tepatnya penyerbuan Nebukadnezar menurut sejarah dunia terjadi pada tahun 587/586 SM, jadi 20 tahun bedanya dengan keyakinan SSY (607/606 SM). Tahun 1914 tidak mungkin diubah oleh SSY karena nyaris semua literatur SSY memuat nubuatan Akhir Zaman tahun 1914, jadi mengubah ramalan ini berarti merevisi terbitan SSY. Ramalan Akhir Zaman menunjukkan dengan jelas berubah-ubahnya pengajaran SSY yang disesuaikan dengan situasi & kondisi yang dianggap wahyu Tuhan oleh para pemimpinnya, seperti tahun 1914, 1915, 1918, 1925, 1975 dan kembali ke tahun 1914 dengan pengertian baru bahwa Yesus sebenarnya sudah datang dalam keadaan roh tetapi tidak kelihatan kecuali oleh sisa 144.000 yang memerintah bersama Yesus.

GEREJA DAN PENDETA
Gereja susunan kristen dan Pendeta adalah agama palsu ciptaan setan, dan terlebih kepausan dianggap sebagai ‘tamak, loba, dan meninggikan diri.’ SSY mengklaim bahwa mereka hidup setara bersaudara dengan moralitas tinggi. Hanya SSY sebagai ‘domba-domba’ yang akan hidup kekal dalam firdaus di bumi sedangkan gereja susunan kristen dan pendeta adalah ‘kambing-kambing’ (Mat.25:31-46) yang akan dimusnahkan dalam perang Harmagedon.
Catatan: Biasanya kemerosotan gereja dan kepausan pada abad pertengahan dijadikan gambarannya, padahal faktanya pada masakini baik Paus, Pastor, dan Pendeta, sekalipun ada yang menyimpang dari panggilannya, banyak yang hidup dalam kasih dan berserah penuh dalam panggilan Tuhan Yesus. Sebaliknya sekalipun tidak ada jabatan pendeta dalam SSY dan hanya penatua dan pelayan sidang, hirarki teokratis bisa lebih otoriter daripada kepausan abad pertengahan, pengajaran kebawah dilakukan secara indoktrinasi. Para penatua secara berlapis memerintah atas SSY dibawahnya dan menerapkan disiplin ketat yang bila dipertanyakan dan dilanggar umat bisa menyebabkan terkena ‘disfellowship’ (pengucilan). Badan pimpinan (governing body) sebagai hirarki puncak bersifat otoriter dan mengatas-namakan  Yehuwa. SSY yang terkena disfellowship akan terbuang dan banyak yang mengalami frustrasi dan terasing karena mereka sudah terbiasa hidupnya terikat, diatur, dan bergantung total dalam ‘persaudaraan’ kerajaan teokratis, dan demi disiplin yang melakukan trasfusi darah dikucilkan. Kita perlu berhati-hati mendengar reklame kehidupan ideal dalam SSY. Dr. Jerry Bergman, psikiater  mantan SSY banyak mengobati pasien anggota SSY. Ia mengatakan bahwa SSY yang penurut memang merasa berada di rumah yang kelihatan diluarnya indah itu kalau loyal sepenuhnya, tetapi begitu ia menunjukkan perbedaan dengan kebijakan kerajaan theokratis (biasanya karena menyelidiki Alkitab secara mandiri), ia bisa mengalami tekanan sampai disfellowsip yang berat. Sekalipun disebut etika SSY itu punya standar moral yang tinggi, Bergman menyebutkan bahwa dalam SSY juga ada yang mempraktekkan hubungan homoseksual, kecanduan narkotik, peminum alkohol sama halnya dengan masyarakat pada umumnya. Lebih-lebih tekanan otoritarianisme kerajaan teokratis banyak menghasilkan patologi psikologis, apalagi mereka yang bergabung ke dalam SSY cenderung mengisolir diri dari gereja Kristen dan keluarga mereka yang digolongkan sebagai kambing-kambing. Mencari moralitas sesuai kehendak Allah adalah juga harapan setiap orang Kristen dengan kelahiran baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus.

PEMERINTAHAN DUNIA
SSY menganggap Pemerintah-Pemerintah di dunia sebagai ciptaan setan dan akan dimusnahkan dalam perang Harmagedon, karena itu mereka menolak menjadi pegawai negeri, tentara, mengikuti wajib militer, merayakan hari kemerdekaan atau menghormat bendera, dan menolak menyanyikan lagu kebangsaan.
Catatan: Etika dan Disiplin SSY bersifat ambigu (bermuka dua), ini bisa dilihat dalam sikap SSY terhadap Pemerintah. Pada waktu pemerintahan Nazi-Hitler, ribuan SSY di Jerman dilarang tunduk pada pemerintah dan mengalami penganiayaan, padahal beberapa presiden SSY mendukung Hitler (dokumen Erklarung, 1933, berisi pernyataan Rutherford didampingi Knorr yang bersifat anti-semit dan melawan Liga Bangsa-Bangsa, dan mendukung Kerajaan Ketiga Hitler. Sebagian besar presiden SSY berdarah Jerman). Pada 1960-an, di Malawi, pemerintah mengeluarkan peraturan agar penduduk membeli kartu keanggotaan partai penguasa. Para penatua SSY menolak sehingga puluhan ribu SSY kehilangan tanah, rumah dan pekerjaan mereka, banyak yang diperkosa, dan lainnya diusir keluar Malawi. Sebaliknya, di Meksiko setiap warga negara harus mengikuti wajib militer dan akan diberi kartu bukti bila selesai menjalankan tugas itu, pimpinan SSY menolak namun banyak diantaranya menyuap tentara untuk memperoleh kartu itu, alasan penatua adalah bahwa itu kesadaran pribadi masing-masing. Di Indonesia, sebelum dilarang banyak SSY melawan pemerintah dengan tidak mau menghormati bendera merah-putih dan menyanyikan lagu kebangsaan, namun agar bisa diizinkan kembali, SSY minta izin Pemerintah R.I. (2001).

AKHIR KATA
SSY hidup dalam fanatisme yang luar biasa, namun sayang iman mereka dibangun diatas fundasi Firman Tuhan yang terjemahannya diputar-balikkan pemimpin mereka tanpa mereka berdaya mengujinya dengan firman Tuhan sendiri. Bila kita belum banyak mengerti sebaiknya menolak kunjungan SSY karena mereka sudah terlatih berdiskusi seumur hidup (5 jam perminggu) dan memanfaatkan literatur (terutama dwimingguan ‘Menara Pengawal’ dan ‘Sedarlah’) dengan maksimal (terbit berselang-seling seminggu sekali). Namun melihat bahwa mereka mendasarkan iman mereka diatas fundasi yang rapuh, umat Kristen hendaknya terbeban untuk menolong mereka dan ‘membawa mereka kepada pengertian Alkitab yang diterjemahkan dengan benar’ dan membawanya kepada ‘Iman pengenalan pribadi akan Tuhan Yesus Kristus.’ Umat kristen yang berbeban demikian perlu memiliki sendiri hubungan pribadi dengan Yesus dan membekali diri dengan belajar Alkitab dengan seksama, dan perlu disadari bahwa kebanyakan SSY berlatar belakang dan punya pengalaman traumatis dengan kekristenan tetapi belum punya hubungan pribadi dengan Yesus. Selanjutnya dengan doa dan bimbingan Roh Kudus mengajak mereka kembali kepada Yesus Kristus Tuhan kita dan mengajaknya ikut ke gereja kristen dimana selama ini ditanamkan stereotip keliru mengenainya.
Di Amerika Serikat, puluhan ribu SSY mengundurkan diri setiap tahun, dan banyak mantan SSY mendirikan badan misi untuk mengajak para anggota SSY agar kembali kepada Tuhan Yesus Kristus. Di balik kemajuan, kegagalan demi kegagalan nubuatan akhir zaman mendorong banyak anggota SSY keluar karena tidak lagi percaya otoritas SSY, dan sepanjang sejarah SSY banyak yang kembali kepada iman akan Tuhan Yesus Kristus baik karena mereka belajar sendiri Alkitab kristen maupun karena diinjili oleh orang Kristen. Karena itu dibalik militansi SSY, mereka bukannya tidak bisa diajak kembali percaya kepada Tuhan Yesus Kristus tetapi kesempatan itu tetap terbuka. Kevin R. Quicksetelah 7 tahun menjadi SSY kembali kepada Kristus setelah menyelidiki Alkitab secara mandiri, ia menulis buku ‘Menyibak Tirai Saksi Yehuwa, pengalaman penganut Saksi Yehuwa’ (diterjemahkan LLB, 2002). William J. Schnell aktif sebagai SSY dan kembali kepada Kristus dan menulis buku ‘Thirty Years a Watchtower Slave.’ William Cetnarselama 8 tahun menjadi pejabat teras SSY sejak 1962 memimpin misi penginjilan kepada SSY dan dari penyelidikannya atas kegiatan tahunan SSY ia menemukan fakta bahwa jumlah mereka yang dibaptis mencapai duakali SSY yang aktif. Pada tahun 1970-an 15 pejabat teras di Bethel termasuk beberapa anggota Badan Pimpinan keluar dari SSY.Rene Vasquez yang menjadi misionari di Spanyol selama 7 tahun dan mengepalai seksi Spanyol di Bethel keluar, sedangkan Edward E. Dunlap, kepala Gilead School of the Bible selama 12 tahun, setelah mendalami Alkitab secara langsung juga keluar. Raymond Franz (kemenakan Frederick William Franz, presiden SSY), selama 60 tahun menjadi SSY termasuk 9 tahun menjadi anggota Governing Body, akhirnya menyadari kesalahannya bergabung dengan SSY dan menulis buku ‘Crisis of Conscience’ (2002) dan ‘In Search for Christian Freedom’ (2007). Pada tahun 1979, para-mantan SSY membentuk ‘National Convention of Ex-Jehovah’s Witnesses’ yang mengadakan pertemuan tahunan untuk membahas kesaksian pertobatan mereka dan bagaimana melayani para Saksi yang masih berada dalam lingkungan organisasi teokratis SSY.
Sama halnya dengan SSY dimana semua umat aktif melayani, seharusnya gereja-gereja Kristen juga aktif membina setiap jemaat untuk bukan sekedar menjadi anggota gereja dan pendengar kotbah yang setia, tetapi umat yang mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi, dan mengerti, menjadi taat, dan pelaku firman-Nya, dan rindu untuk ikut memberitakan firman hidup khususnya kepada SSY. ***


sumber: YABINA Ministry [http://www.yabina.org/]

1 comment:

  1. Halo monicangeblog, saya menemukan blog ini ketikan sedang search tentang Saksi Yehuwa.

    saya pribadi memiliki blog yang khusus membahas mengenai ajaran Saksi Yehuwa,di dalamnya terdapat pertanyaan untuk ajaran ini.

    kiranya dapat memberkati

    saksiyehuwa.blogspot.com

    GBU

    ReplyDelete