Wednesday, April 11, 2012

There is No Limit (Part 1-3)

Yupz, saya melewatkan sate alias saat teduh selama beberapa hari terakhir ini dan jujur saya memang merasakan haus rohani yang sungguh luar biasa, saya membaca beberapa renungan yang sudah saya lewatkan dan kini saya merasa diberkati dengan motivasi-motivasi yang disampaikan melalui buku renungan ini. Jadi rasanya sayang sekali kalau renungan dan motivasi ini tidak saya bagikan kepada sobat blogger ♥ :)
Orang yang gak pernah berlatih secara rohani, berdoa, membaca dan merenungkan Firman, bersekutu, gak akan punya kemampuan secara rohani. Bagaimana dia bisa percaya diri menghadapi tantangan di dunia?
Markus 9:18
Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-muridMu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.
Ketika kita berpikir kita gak mungkin mengerjakan sesuatu, kita sedang membuat diri sendiri lemah dan terbatas. Pembatasan seperti inilah yang membuat Tuhan gak bisa bekerja dalam diri kita.
Murid-murid Tuhan sebenarnya sudah cukup lama mengikut Tuhan Yesus dan melihat bagaimana Tuhan menyembuhkan orang sakit dan melakukan banyak mukjizat (di pasal-pasal sebelumnya, diceritakan Tuhan menyembuhkan orang buta dan memberi makan 4000 orang, dll). Mestinya mereka minimal sudah tahu bagaimana harusnya melayani orang yang sakit karena mereka sudah sering melihatnya.

Tapi kali ini mereka kewalahan menghadapi roh bisu (ayat 17). Mereka gak mampu mengusir roh bisu. Kenapa? Ternyata mereka kurang beriman (ayat 19). Kenapa mereka bisa kurang beriman? Karena mereka membatasi pikirannya. Pikiran yang terbatas, akan membatasi iman kita. Tapi kalau kita selalu meregangkan iman kita dan memaksa diri untuk selalu meregangkan iman kita dan memaksa diri untuk selalu percaya kepada Tuhan dalam segala hal. kita akan bisa melakukan perkara-perkara besar. Saya percaya mukjizat masih terjadi dalam kehidupan orang percaya. Tapi apakah ada iman untuk melihat hal itu terjadi?



Ketika kita percaya maka batasan itu gak terlihat

Markus 9:23
Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percara!"
Seorang filsuf pernah berkata, "Kamu selalu meletakkan batasan pada apa yang kamu pikirkan dan lakukan, baik fisik atau hal lainnya, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan. Aku ingatkan, sesungguhnya, tidak pernah ada batasan! Saat kamu telah mencapai sebuah dataran tinggi, kamu tidak boleh tinggal di sana, kamu harus melampauinya!"
Secara manusia, kita mengenal yang namanya batasan. Batasan dalam hal keuangan. Batasan dalam hal kekuatan. Batasan dalam waktu. Dan macam-macam batasan lainnya. Tapi secara rohani gak ada batasan selama kita percaya dan beriman. Karena itulah Tuhan mengatakan tidak ada yang mustahil bagi orang percaya. Ya, gak ada batasan bagi orang percaya.

Saya selalu kagum dengan perkataan Yesus yang terkenal, "Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya?" Memang secara manusia kita akan selalu melihat keterbatasan, tapi saat kita bermain kita seperti sedang membuka pintu-pintu kesempatan dengan tangan iman dan pertolongan Tuhan.

Gak ada batasan bagi orang yang percaya

Markus 9: 24
Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"
Sebagai manusia kita punya target yang ingin dicapai. Tapi kalau kita sudah mencapai taret itu jangan menganggapnya sebagai pencapaian tertinggi kita. Nikmati sejenak, syukuri dan segera buat target baru yang lebih tinggi. Sebab, dengan terus mendaki, kita akan bisa meraih puncak yang lebih tinggi lagi. Begitu seterusnya. Jangan lupa, satu-satunya yang bisa membatasi kita adalah diri kita sendiri.

Kita membaca perikop yang sama dan belajar hal kedua mengenai gak ada batasan bagi orang percaya. Ketika bapak dari anak yang kerasukan roh jahat dan bisu, mendengar Yesus menjawab tidak ada yang mustahil bagi orang percaya, dia segera menjawab "Aku percaya! Tolonglah aku yang tidak percaya ini (ayat 24). Dalam terjemahan King James dikatakan, "Tolonglah ketidakpercayaanku ini." Sedangkan dalam terjemahan Bahasa Indonesia sehari-hari dikatakan, "Tuhan, saya percaya, tetapi iman saya kurang. Tolonglah saya supaya lebih percaya lagi!"

Bapak itu menunjukkan orang yang mau naik level dengan belajar dan berusaha lebih percaya kepada Tuhan. Dan ketika taraf iman yang Tuhan kehendaki dicapai, secara ajaib, anaknya sembuh (ayat 27).

Girls, apakah iman kita puas dengan kehidupan rohani kita saat ini? Apakah kita merasa kita sudah sampai di puncak kerohanian kita? Ataukah kita mau menaikkan level iman kita terus melampaui batasan yang ada?



Ga ada batasan iman, sampai kita sempurna seperti Tuhan Yesus

Yupz, jadi intinya kita sebagai anak-anak Tuhan jangan membatasi diri kita dengan pikiran-pikiran kita. Bangun iman yang kokoh dan kuat, sehingga apapun yang kita kerjakan dari yang mustahil akan menjadi nyata dan terjadi dalam hidup kita. Jangan pernah mau berada dalam standard yang telah ditentukan, tapi teruslah berusaha maju untuk melebihi standard dan target yang telah dicapai.

Tuhan Yesus memberkati ♥

1 comment:

  1. Nice post sobat,
    :)

    Link kamu uda di pasangin di sini.


    http://majalahsiantar.blogspot.com/2012/02/link-sahabat-majalah-siantar.html


    cek ya..

    :)

    ReplyDelete