Wednesday, September 21, 2011

Sekeping Uang Lima Sen dan Cake Cokelat dengan Candy-Bar Icing

Apa manfaat amunisi dalam pertempuran?
Alih-alih aku selalu membawa cokelat

Dulu aku tinggal bersama orangtuaku di pertanian yang sama dengan kakek-nenekku, tetapi di rumah terpisah. Ibu nenekku meninggal ketika aku berumur dua tahun. Grandma tidak pernah bicara tentang keluarganya, jadi aku pun berasumsi dia tak punya keluarga.

Suatu Minggu petang, setelah selesai melakukan pemerahan susu, kami tengah mengalirkan susu melewati pemisah krim besar ketika Grandma berkata, "Aku punya cake paling hebat hari ini, dark chocolate  dengan candy-bar icing."

"Apa itu candy-bar icing?" tanyaku dengan mulut mulai mengeluarkan air liur dan otak mulai membayangkan mahakarya itu. Aku mulai merencanakan cara mendapatkan sebagian darinya.

"Gertie mengunjungiku hari ini. Dia selalu membuat cake paling hebat dan dia membuat topping dari candy-bar cokelat yang luar biasa nikmatnya," sahut Grandma sembari menuangkan seember susu lagi ke dalam penyaring di atas mangkok pemisah.

Saat itu dia menyandarkan tubuh ke belakang ke tembok, aku merasa melihat air mata bermain-main di sudut matanya.

"Siapa itu Gertie?," tanyaku.

Dia bercerita kepadaku Gertie adalah satu-satunya saudaranya yang masih hidup dan terakhir kali mereka berbicara adalah di pemakaman ibu mereka lima belas tahun sebelumnya, walaupun waktu masih kecil mereka sangat dekat. Aku terkejut, tapi tahu nenekku kadang bisa amat keras kepala.

Dia mengatakan saudarinya itu telah meminta maaf kepadanya karena sudah kesal pada nenekku yang mendapatkan seluruh uang asuransi ibu mereka ketika dia meninggal. Gertie mengatakan selama bertahun-tahun itu akhirnya dia menyadari bahwa nenekku sudah mengurus mereka, memberinya makan, dan merawatnya ketika menderita penyakitnya yang terakhir. Dia mengatakan kepada nenekku bahwa sekarang dia sadar ibu mereka sungguh melarat ketika nenek-nenekku membawanya ke rumah mereka, dan bahwa Grandma berhak mendapatkan uang asuransi itu.

Grandma belum berkata sepatah kata pun, tapi dia berjalan ke kamar tidurnya dan kembali dengan satu kotak rokok dan mengulurkannya kepada saudarinya itu. Gertie membuka kotak itu, yang memuat dua benda: satu kwitansi pemakaman ibu mereka senilai $399,95 dan sekeping uang lima sen.

"Apa ini?" tanya Gertie.

"Ibu punya polis asuransi senilai $400, dengan direktur pemakaman sebagai penerima uang. Tagihan pemakamannya $399,95. Ini adalah kepingan lima sen yang diberikan direktur pemakaman kepadaku sebagai kembalian, dan aku sudah menyimpannya untukmu selama bertahun-tahun ini sehingga kau akan mendapatkan sesuatu dari ibu kita!" jawab nenekku.

Gertie tak percaya dia telah membiarkan lima belas tahun pesta ulang tahun, liburan, saat-saat berbagi dengan saudara, serta perhatian berlalu hanya karena sekeping uang lima sen.

Mulai hari itu Grandma dan saudarinya berusaha menebus waktu yang telah hilang itu dengan lebih banyak lagi membuat cake cokelat dengan candy-bar icing. Sesudah hari itu Grandma tampak jauh lebih bahagia, dan aku mendapatkan nenek-bibi yang bahkan tak kuketahui keberadaannya, juga pasokan berlimpah cake cokelat dengan candy-bar icing.

Kami semua belajar bahwa kesombongan lebih mudah tertelan dengan apa pun yang mengandung cokelat


Bill Satterlee
Chicken Soup for The Chocolate Lover's Soul

0 komentar:

Post a Comment