Wednesday, May 4, 2011

Pelukan

Kami menyongsong kedatangan Andrea dan menyambutnya ketika gadis itu turun dari bus carteran bersama para rekan siswa dari negaranya. Mereka datang dari Slovakia dalam rangka program pertukaran siswa internasional. Andrea dapat berbahasa Inggris, tetapi ia sangat gugup. Aku dapat memahami kecanggungannya. Keluarga kami berlima. Anak-anak sudah begitu terbiasa bergaul dengan siswa dari luar negeri sehingga mereka langsung menghampiri dan ingin memeluknya. Baru kemudian kami mengetahui bahwa Andrea tidak mengenali kebiasaan peluk-memeluk. Padahal kami sering melakukannya! Sepanjang hari kami sering saling merangkul, sementara Andrea memperhatikan. Aku memperhatikan air mukanya setiap kali ia melihat kami saling memeluk. Ia menyukainya. Ia menginginkannya.

Andrea bercerita tentang kehidupannya di Eropa. Sebenarnya ibunya sangat menyayangi dan hubungan mereka pun saling menyayangi, "dengan cara Eropa", demikian kata Andrea. Terakhir kali dipeluk oleh ibunya ketika ia masih kecil.

Sewaktu tinggal bersama kami sepanjang musim panas 1992, Andrea kemudian menjadi bagian dari keluarga kami. Dengan begitu cepat kami sudah saling menyayangi. Andrea mulai menikmati kebahagiaan saling memeluk. Dan yang paling utama adalah kesarannya yang timbul bahwa ia perlu berbagi pengalaman emosional ini dengan ibunya.

Akhir bulan Agustus, Andrea kembali ke Slovakia. Ia terbang ke Munich, Jerman, dijemput ibunya di bandar udara kota itu. Ibunya sama sekali tidak menduga apa yang akan dialaminya saat itu. Ia menyambut kedatangan Andrea dengan cara yang luar biasa, berbicara sambil tersenyum sayang, dan membantunya membawa barang-barang bawaan.

Andrea menggandeng ibunya dengan kasih sayang sambil berkata, "Ibu, aku ingin memelukmu, dan aku ingin Ibu memelukku erat-erat!" Dan itu mereka lakukan. Mereka sedikit pun tidak beranjak dari tempat semula di bandar udara. Andrea menulis bahwa mereka duduk di situ selama tiga jam selanjutnya. Mereka menangis. Mereka saling merangkul. Mereka bercakap-cakap. Menangis lagi, berpelukan lagi sambil tak henti-hentinya berbicara. Andrea menulis bahwa ia akan membersarkan anak-anaknya nanti dengan sering memeluk. Ia juga menulis bahwa ibunya ingin banyak disertakan dalam rencananya itu.

Mary Jane West-Delgado

2 comments: