Monday, May 9, 2011

Emosi tak Terkontrol

pagi-pagi saya sudah memendam rasa bersalah
gara-gara emosiku yang sering tak terkontrol
saya sungguh merasa bersalah, dan kadang perasaan itu akan sangat sulit untuk dilupakan, dihapuskan
sungguh membuat hati jadi tak tenang
tapi kemudian saya memberanikan diri meminta maaf, walau kemungkinan besar dia akan sulit untuk melupakan kejadian itu,
dan tidak menutup kemungkinan bahwa ia akan bercerita tentang hal-hal negatif tentang saya kepada yang lain.
Tapi itu adalah konsekuensi, ketika kita tidak bisa mengontrol emosi kita, itu akan menjadi bumerang bagi diri sendiri.
Selain orang lain yang menyimpan rasa sakit hati itu, perasaan bersalah kita juga tak kunjung hilang.
Membuat aktivitas yang lain jadi terganggu.
Haahh….apa boleh buat, saya harus melakukannya.
Setidaknya saya berusaha untuk memperbaiki diri dengan kata maaf itu,
meski bukan menjadi jaminan saya tidak akan mengulanginya lagi.
Saya membuka renungan harian online tentang “Bahasa Kasih Allah” hari ini, dan ada satu ayat yang mencerahkan hati dan pikiran saya untuk lebih memberanikan diri lagi:
Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,
kini saya harus meyakininya, bahwa “maaf” adalah kata yang harus diucapkan untuk kita mengasihi saudara-saudara disekitar kita, dan untuk tidak menjadi seorang pendusta di hadapanNya

0 komentar:

Post a Comment