Tuesday, February 8, 2011

Antara Cinta, Harapan, dan Kesetiaan

Hanya ingin sedikit bercerita perihal masalah hati, masalah yang bagi saya sulit untuk diungkapkan sehingga kerap kali saya hanya mengganggapnya sebagai angin lalu yang datang dan pergi entah kemana tanpa tahu kebenarannya.
Saat-saat ini adalah saat yang cukup sulit bagiku. Hal itu karena perasaan yang saya miliki masih belum jelas, namun hal lain yang menjadi masalah juga datang membuatku bingung, sekaligus kesal, marah.

Dengan usiaku yang sebentar lagi menginjak 21 tahun, saya rasa sudah cukup matang untuk memikirkan masalah ini. Dikampus tercintaku, saya berkenalan dengan berbagai macam orang dari berbagai suku, mungkin mayoritas chinese, namun tidak sedikit berasal dari manado dan daerah kepulauan riau dan sekitarnya. Semenjak bergabung dengan keluarga COG (Crown of Glory), salah satu unit kegiatan mahasiswa di kampus saya, saya merasa nyaman, serta mampu melupakan masalah-masalah yang saya alami baik dalam pelajaran maupun pekerjaan. Bersama mereka, saya merasakan kenyamanan, dimana teman-teman dari jurusan yang berbeda, hingga suku yang berbeda, status yang berbeda, ada yang masih mahasiswa, dan ada pula dosen, kami berkumpul, bersatu tanpa memandang status, yang kami tahu hanya satu, kami adalah "KELUARGA di dalam KRISTUS". Saya bangga memiliki keluarga yang baru didaerah yang untuk pertama kalinya saya datangi. 


Namun terkadang masalah justru timbul saat dalam "anggota keluarga" tersebut mulai mengganggap "anggota keluarga yang lainnya" sebagai pria dan wanita. Canggung rasanya, saat perasaan suka mulai timbul diantara kami. Saat-saat seperti itu yang saat ini sedang kami alami. Bahkan masalah bukan hanya ada 2 orang saja, tetapi melibatkan orang ketiga, keempat, kelima, dan orang-orang disekitarnya. Ini bukan masalah mudah dimana saat kami membuat komitmen bahwa kami adalah satu keluarga yang saling menopang, namun tiba-tiba perasaan itu muncul membatasi hubungan keluarga dan mulai berlanjut kearah kisah percintaan anak Tuhan. Bukan hal yang tabu lagi jika diantara kami muncul masalah seperti itu. Cepat atau lambat kelak masalah itu akan muncul, karena bagaimanapun kami adalah "pria" dan "wanita" yang memiliki rasa sensitif terhadap perhatian, serta keakraban yang berlebihan.

Dan saat ini, saya juga mengalami hal itu. Mungkin sudah beberapa kali saya merasakan perasaan itu terhadapa beberapa orang dalam COG, namun banyak hal yang terus dan terus menampar pipi saya bahwa itu hanyalah sekedar perasaan sesaat belaka, perasaan kagum, perasaan yang seharusnya tidak boleh timbul dalam "KELUARGA", karena perasaan itu haruslah sama terhadap semuanya, saling menjaga, saling menyayangi, saling memperhatikan, dan saling rela berkorban. Saya enggan bercerita tentang seseorang yang saat ini terus mengisi perasaan saya, karena saya takut hal itu justru akan jadi bumerang bagiku.


Perasaan itu ada sudah lama, namun sifatku yang selalu menganggap itu hanya perasaan sesaat yang hanya akan merendahkan diriku kelak, jadi kusimpan saja selama ini. Namun perasaan itu muncul lagi saat melihatnya terbaring lemah di rumah sakit, membuat hatiku sedikit terguncang, saat penyakit itu menyerangnya, hanya "TUHAN YESUS" yang saya andalkan saat itu.
 

Lalu kuhilangkan lagi perasaan itu. Parahnya, saat berlibur bersama kawan COG lainnya. Perasaan itu muncul lagi, bahkan lebih kuat dari sebelumnya. Sampai terkadang muncul sikapku yang menurutku hanya akan merendahkanku dimatanya. Namun entah kenapa justru perasaan itu meski kucoba berkali-kali menghapusnya, semakin lama justru semakin kuat.

Masalah datang lagi saat saya menerima telepon dari keluarga di Nias, yang memintaku untuk tinggal di Nias, dengan alasan, salah seorang keluarga kami disana ingin menjadikanku sebagai anaknya. Masalah apa lagi ini, entah ini sudah yang kesekian kalinya saya diminta oleh keluarga sendiri, bahkan dengan orang yang saya sendiri tidak pernah dekat, bahkan hany bertemu satu kali dan itupun hanya saat berkunjung sebagai keluarga dari papa yang tidak pernah bertemu langsung.

Aarrgghh.....masalah timbul karena adat kami yang sulit dan sampai sekarang masih saja diterapkan buat kami yang tinggal merantau bahkan sejak lahir hingga besar hidup di kota besar. Hanya alasan kuliah yang saat ini bisa melindungiku dar hal-hal semacam itu, namun bukan berarti mereka akan menyerah begitu saja. Saat ini mungkin mereka sudah menyusun sendiri rancangan masa depanku kelak. Namun yang pasti, saat ini hatiku tertutup bagi siapapun itu.


Tidak tahu siapa yang nantinya bisa membuka hati ini, sama seperti saat 3 tahun yang lalu, saat ucapan Happy Birthday Sweet 17 dia berikan, saat untuk pertama kalinya saya merasakan perasaan yang benar-benar membuat saya hingga saat ini tidak akan pernah bisa saya lupakan, memori bersamanya yang sekarang sudah menjadi milik wanita lain.

But, tetap semangat, karena Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anakNya. Bukan seorang pria yang hanya mengandalkan cinta, namun IA akan mengirimkan seorang laki-laki yang TAKUT akan Engkau, yang benar-benar mendedikasikan karakter hidupnya didalam Kristus, karena laki-laki yang setia dengan Tuhan, bagaimana mungkin tidak setia terhadap orang-orang yang dicintainya. Percaya didalam Tuhan, masalah apapun yang saya hadapi saat ini selalu ada yang terbaik.

0 komentar:

Post a Comment